Review Kacangan: Rayi Putra – “Introduction” (EP) (2017)

Rayi ingin memperkenalkan diri dalam 6 trek synthpop 80-annya ini.

Rayi Putra
Introduction
Roopiah Records, 2017
Genre: Synthpop, R&B, Soul, Trap

Pentolan dari trio RAN, Rayi, baru saja mengeluarkan proyek solonya, Introduction. Personil yang berspesialis dalam rap di antara tiga personilnya ini telah merilis trek sejak 2016 lalu. Dimulai dari Pretty Girl, lalu Demons, dan terakhir Talk. Chill. Sleep. Kalau harus memilih dari ketiganya, Pretty Girl adalah single yang paling solid dengan mengambil genre soul ala 80-an.

Introduction merupakan EP yang terdiri dari 6 trek, termasuk ketiga single, Really Wanna Luv You, MPC – Malam Penuh Cinta, dan gubahan ulang dari lagu Talk. Chill. Sleep. oleh NAJ.

Dimulai dari lagu Demons, Rayi menunjukkan kemampuan rap dalam bahasa Inggrisnya, bercerita tentang bagaimana “iblis” berada di sekitar dia dan berusaha untuk membuatnya menyerah. Synth 80-an sangat lekat dalam album ini, terutama Demons. Progresi dua chord pad mengawali lagu, lalu disusul dengan beat yang gabungan dari pop dan trap (hi-hat yang bunyinya beruntun, penggunaan perkusi berfrekuensi tinggi seperti lonceng, dsb.). Intonasi Rayi juga sangat jelas, bahkan lebih dari rapper luar kebanyakan. Mungkin ini lebih ke masalah produksi, tapi bagaimanapun tetap mengesankan untuk rapper dengan bahasa ibu bukan bahasa Inggris.

Dilanjut dengan Really Wanna Luv You, yang kali ini adalah trek R&B. Lagi-lagi unsur yang lekat dengan lagu 80-an seperti ketukan drum boom-bap dan juga suara khas lonceng 808 hadir dalam lagu. Aransemen lagu yang minimalis ditambah dengan hook/reff/chorus (ketiganya sama, tapi saya bakal lebih sering menggunakan “chorus” atau “hook“) yang mudah diingat (“I really wanna love you, I really really wanna love you”) membuat lagu ini dapat menjadi daya tarik pada album super santai ini.

MPC – Malam Penuh Cinta, satu-satunya lagu berlirik Indonesia dalam Introduction, terus melanjutkan suasana lembut dalam album. Trek yang cukup seksi, berisi ajakan Rayi pada kekasih untuk menghabiskan waktu berdua. Sentuhan trap hadir kembali, ditunjukkan oleh hi-hat pada chorus lagu ini. Mungkin judul lagu yang disingkat adalah referensi kecil dari salah satu mesin drum terkenal produksi Akai. 80’s throwback lol

Lagu keempat, Pretty Girl, cocok untuk menemani berkendara kalian di malam hari. Irama lagu yang groovy berhiaskan chord synth yang bergema kecil sembari lead mengiringi dengan agresif, ditemani pula dengan beat antara bass drum dengan snare yang selang seling menghentak di tiap ketukannya, membuat kombinasi trek yang (maaf untuk mengatakan ini lagi) 80-an banget. This is totally my jam.

Introduction kemudian menikuk sedikit menuju R&B pop kekinian ala The Weeknd pada Talk. Chill. Sleep.. Berbeda dari keempat lagu sebelum, produksi Talk. Chill. Sleep. atmosfir bass yang terasa lebih berat sekaligus elemen yang kontras dari ritme yang dalam, yakni piano dan synth yang lentik. Penggunaan tom drum 808 juga hadir dalam lagu ini, meskipun secara keseluruhan lagu ini terkesan sangat modern. Salah satu yang paling menonjol juga di sini adalah bagian outro-nya, dengan adanya sentuhan synth dengan pitch yang berkelok-kelok dan irama lagu yang sedikit berbeda dari awal hingga pertengahan lagu. Gambaran keseluruhan lagu mengingatkan akan Suit and Tie-nya Justin Timberlake.

Remix-nya beda lagi. Pada gubahan ulang ini, Talk. Chill. Sleep. disulap sebagai trek trap dengan bass 808 yang gurih pada paruh kedua lagu. NAJ memulai aransemen lagu dengan synth pad yang terasa klimatik. Masuk akal, mengingat ini adalah lagu terakhir dalam EP ini. Iringan piano pada lagu asli masih dipertahankan, walaupun peran perkusi dan instrumen lain lebih dominan, sehingga membawa feel yang berbeda dari lagu orisinilnya.

Introduction, seperti artinya, mengenalkan kita pada karakter suara Rayi yang berbeda dari posisinya di RAN. Deretan lagu yang penuh groove, unsur-unsur musik pop 80-an yang lekat membuat EP ini layak masuk dalam jajaran “80’s pop revival” yang dua tahun lalu ditunjukkan oleh album Carly Rae Jepsen bertajuk Emotion, maupun Paramore dengan After Laughter-nya. Meskipun dari sisi konsep musik baik, Intro masih membawa klise lagu-lagu pop romansa pada umumnya. Demons hadir cukup baik sebagai pengimbang dengan mengambil tema soal opresi secara pribadi, meski masih terasa dangkal di beberapa tempat. Direksi secara lirik perlu jadi tolak utama Rayi selanjutnya, namun untuk sejauh ini, Introduction adalah impresi pertama yang cukup baik.


NB.: Bunyi pad itu yang yang kayak gini, lho. Nge-review ginian di bahasa Indonesia susah banget, I tell you.

Penulis: nokitron

My hobby may not be my speciality, but I know too much about it.

Tinggalkan komentar