Istimewa

Aku ga begitu peduli soal apa yang kamu dengar, mari berkenalan.

Musik selalu jadi satu cara untuk merasa terhubung satu sama lain. Nyatanya, kita justru makin terasingkan.

Seorang musisi Indonesia lagi-lagi punya kontroversi internet. Melodi lagu di album barunya dirasa mirip dengan sebuah nomor dari musisi Australia. Ini bukan rodeo pertamanya dalam menanggapi komentar netizen, dan dia tidak menyembunyikan inspirasinya yang kentara tersebut. Namun tetap, orang-orang seakan meminta klarifikasi darinya

Lanjutkan membaca “Aku ga begitu peduli soal apa yang kamu dengar, mari berkenalan.”

Biarkan Tyler, the Creator traveling di kepala lu melalui Call Me If You Get Lost

Tyler makin mengokohkan namanya sebagai salah satu seniman paling berbakat, namun sayang album ini ga membuat gue terpikat.

Call Me If You Get Lost oleh Tyler, the Creator
Genre: West Coast Hip Hop, Neo-Soul, Alternative R&B
dirilis pada 25 Mei 2021 di bawah label Columbia Records

pop hari ini tyler the creator review lagu indonesia

Mendengarkan Wolf buat pertama kalinya sebelum menuju Call Me If You Get Lost adalah keputusan yang ga gue sesali. Menurut gue pribadi, album 2013 tersebut adalah cetak biru untuk album 2021 ini.

Lanjutkan membaca “Biarkan Tyler, the Creator traveling di kepala lu melalui Call Me If You Get Lost”

Review Kacangan: Black Lagoon (2006, 2010)

Terlepas banyak cela, ada alasan kenapa anime ini punya cult following-nya tersendiri. Iya kalian bener, gara-gara ada Revy.

Ada baiknya review ini gue mulai layaknya kalimat pembuka revisitrevisit sebelumnya: Udah lama banget ga nge-review anime.

Lanjutkan membaca “Review Kacangan: Black Lagoon (2006, 2010)”

Suatu ketika Lil Wayne mencoba jadi rockstar melalui Rebirth

Mungkin maksud nama albumnya adalah simbol dia lahir dengan darah rocker, cuma gagal. Jadilah kembali ke hip hop, for better or worse.

Rebirth
oleh Lil Wayne
Genre: Rap Rock, Pop Rap, Alternative Rock
dirilis pada 2 Februari 2010 di bawah label Cash Money

Gue bukan penggemar besar Lil Wayne, dan sejujurnya gue masih muda banget di zaman tenarnya dia, 2008-2011. Musik masa SMP gue ga pernah jauh dari Linkin Park sama LMFAO. Tapi emang sih, ga ada yang namanya terlambat dari menyaksikan karya, termasuk album rock dari Weezy.

Lanjutkan membaca “Suatu ketika Lil Wayne mencoba jadi rockstar melalui Rebirth”

Rainbow Bridge 3, Proyek Hip Hop Paling Metal dari Sematary

Gue mungkin ga bahas di seluruh review, tapi materi Sematary ga pernah jauh dari kekerasan dan satanisme. Kurang metal apa coba?

Rainbow Bridge 3
oleh Sematary
Genre: Experimental Hip Hop, Trap Metal, Horrorcore, Power Noise
dirilis pada 30 April 2021 di bawah label Haunted Mount

review sematary trap metal

Sematary bukan nama pertama yang terlintas di pikiran orang untuk mewakili trap metal. Semenjak penciptaannya, subgenre ini memang selalu terkenal dengan instrumen yang dingin, diiringi dengan vokal yang katarsis. Entah itu geraman BONES dan CORPSE HUSBAND, sautan Ghostmane, jeritan Scarlxrd, atau bentakan Zillakami dan Sosmula, trap metal selalu diwakili oleh beat yang minimalis; memberi ruang untuk vokal bermekar.

Lanjutkan membaca “Rainbow Bridge 3, Proyek Hip Hop Paling Metal dari Sematary”

Menyaksikan perkembangan Porter Robinson dalam Nurture

Sudah genap 7 tahun sejak Porter Robinson memperkenalkan Worlds ke penjuru dunia. Nurture yang ditunggu-tunggu pun tiba, apa penantian kita terbayar?

Nurture
oleh Porter Robinson
Genre: Electropop, Synthpop, Folktronica, Glitch Pop
Dirilis tanggal 23 April 2021 melalui label Mom + Pop

porter robinson nurture review musik bahasa indonesia 2021

Porter Robinson bisa dianggap sebagai salah satu anomali musik elektronik. Dia datang dari banyak pengaruh yang membuat musik-musiknya beberapa kali bisa dikaitkan dengan daftar putar kaum gamer (utamanya pada era Spitfire) dan anthem para wibu (Shelter menjadi tonggak pembuktiannya bersama Madeon dalam video klip yang diusung A1 Animation).

Lanjutkan membaca “Menyaksikan perkembangan Porter Robinson dalam Nurture”

Weezer hadir dengan “OK Human” yang ga OK OK amat

Weezer tidak perlu membuktikan dirinya di album ini. Bukan berarti hal yang baik sih, they just do whatever they want.

OK Human
oleh Weezer
Genre: Chamber Pop, Pop Rock, Piano Rock
dirilis pada 29 Januari 2021 di bawah label Crush

Weezer adalah salah satu band yang cukup berpengaruh dalam eksplorasi musik gue. Terlepas ini adalah salah satu band Amerika Serikat terkenal sepanjang masa, gue baru denger Weezer waktu umur 17, 18? Hal ini relevan, karena musik Weezer di awal memancarkan suasana remaja.

Lanjutkan membaca “Weezer hadir dengan “OK Human” yang ga OK OK amat”

Fresh Finds Indonesia #2

“Weh, ternyata lanjut ke bagian 2, tha? Kirain mandeg kayak proyek yang sebelum-sebelum.”

Di Fresh Finds Indonesia yang pertama, gue ngasi opini soal lagu-lagu yang gue temuin di playlist Spotify, entah layak atau tidak untuk didengar. Dari sudut pandang subjektif tentu saja. Makanya tidak menyertakan folk akustik yang dirasa terlalu by-the-numbers alias biasa aja.

Lanjutkan membaca “Fresh Finds Indonesia #2”

Viagra Boys membawa Post-Punk yang Bikin Tegang dalam “Welfare Jazz”

Band asal Swedia ini bisa jadi tambahan dalam playlist kalian, atau mungkin kalian bisa dengar Parquet Courts untuk kesekian kalinya. Your choice.

Welfare Jazz
oleh Viagra Boys
Genre: Post-Punk, Art Punk, Dance Punk
Dirilis tanggal 8 Januari 2021 di bawah naungan YEAR0001

Mendengar nama band-nya saja sudah pasti kalian tersenyum kecil. Iya, seperti namanya, Viagra Boys adalah kumpulan lelaki penuh semangat yang memutuskan untuk membuat band punk.

Lanjutkan membaca “Viagra Boys membawa Post-Punk yang Bikin Tegang dalam “Welfare Jazz””

Aethernet: Awal Tahun yang Mengagumkan untuk Fax Gang

Di antara gemuruh lo-bit, di Aethernet tersimpan karya yang intim dan catchy.

Aethernet
oleh Fax Gang
Genre:
Cloud rap, Alternative R&B, Hexd
Rilis: 1 Januari 2021

Fax Gang adalah kolektif global beranggota lima orang. Konseptornya, PK Shellboy, adalah seorang warga Filipina. Blacklight tinggal di Australia, maknaeslayer di Inggris, NAIOKI di Norwegia, dan GLACIERBaby adalah warga Amerika Serikat. Mereka berlima menangani audio dan visual mereka sendiri dan Fax Gang bermula dari iseng-iseng di Discord.

Lanjutkan membaca “Aethernet: Awal Tahun yang Mengagumkan untuk Fax Gang”